BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Hikayat
yaitu cerita kuna sejenis roman bahasa melayu yang penuh dengan khayal. Isinya
menceritakan kehidupan putera raja yang gagah perkasa beserta putri yang cantik
molek. Biasanya juga dimulai dengan menceritakan nenek moyang mereka yang berasal dari dewa-dewa dari kayangan.
Lukisan peristiwa-peristiwa dipentingkan, dan diceritakan secara mengagumkan
berhubungan dengan kesakitan dan pengalaman-pengalam yang penuh bahaya. Pada
umumnya berakhir dengan pertemuan antara putra raja dengan kekasihnya, yang
setelah kawin lalu memerintah kerajaan yang makmur. Dalam hikayat banyak
mengandung anasir asing yang dijalinkan, sehingga terdapat lukisan kemelayuan,
dewa-dewa hindu, dan nabi-nabi Islam.[1] .
Misalnya saja hikayat Mahabarata, Hikayat Ramayana, Hikayat Sri rama dan masih
banyak lagi.
Dalam
makalah ini akan dibahas tentang Hikayat Mahabarata:Epos India dalam
kesusastraan melayu lama.
B.
Rumusan
Masalah
1. Siapakah pengarang cerita Mahabarata?
2. Ulaskan secara singkat cerita Mahabarata?
3. Bagaimana silsilah keluarga Bharata?
4. Jelaskan bagian-bagian cerita Mahabarata?
5. Apa pengaruh cerita Mahabara bagi bangsa Indoesia?
6. Apa saja nilai-nilai yang terkandung dalam cerita
Mahabarata?
C.
Tujuan
1. Mengetahui siapa pengaran cerita mahabarata.
2. Mengetahui secara ringkas cerita Mahabarata
3. Mampumengetahui silsilah keluarga Bharata
4. Mampu memahami bagian-bagian yang terdapat dalam cerita
Mahabarata.
5. Mampu mengetahui pengaruh cerita Mahabarata pada bangsa
Indonesia.
6. Mengetahui nilai-nilai yang terkandung di dalam cerita
Mahabarata.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengarang
dan Sejarah Hikayat Mahabarata
Menurut pendapat umum wiracarita ini dikarang oleh
seorang pendeta bernama Wyasa. Tetapi oleh ilmu sejarah pendapat itu tak dapat
dibenarkan, karena mengingat:
a.
Pertumbuhan wiracarita ini kurang lebih 800
tahun (dari 400 s.M sampai 400 M).
b.
Besar
wiracarita ada 100.000 seloka (seloka ialah sajak dua baris seuntai dan tiap
baris terdiri dari 16 suku kata).
Oleh
karena itu sukar untuk menyatakan dengan pasti bahwa Wyasa itu penciptanya.
Mungkin Wyasa itu hanya penyusun saja. [2]Dikatakan
pula, Wyasa itu nenek dari kaum Kurawa dan Pandawa; yang kurang masuk akal bila
usianya sampai 800 tahun. Kesimpulan terakhir yang dapat diambil adalah Wyasa
sebagai compulator (pengumpul) . Nama lengkap compulator tersebut ialah Wyasa
Krisna Dwipayana.[3]
Buku
yang disusun oleh Wyasa dan merupakan sebuah epos/wiracerita, yakni cerita
tentang kehidupan pahlawan, yang pertumbuhannya dan perkembangannya berlangsung
kira-kira 800 tahun, yakni dai tahun 400 sebelum Masehi hingga tahun 400
sesudah masehi. Epos Mahabarata terdiri atas 100.000 seloka (tiap seloka
terdiri atas dua baris dan tiap baris terdiri atas 16 suku kata) dan terbagi
atas 18 jilid (parwa), sehingga mahabarata dinamai pula Astadasaparwa. Epos Mahabarata mula-mula disadur ke dalam bahasa
Jawa pada tahun 1000, yakni zaman pemerintahan raja Darma wangsa; baru kemudian
pada abad ke-15 disadur ke dalam bahasa Melayu dengan huruf Jawi.[4]
Nama lengkap buku itu sebetulnya : Mahabarata Yuddha. Mahabarata berbahasa
Indonesia dikeluarkan oleh Balai Pustaka.[5]
B.
Sinopsis
Mahabarata
Kerajaan Astinapura
diperintah oleh Santanu. Sewaktu akan kawin dengan Satyawati, Bhisma bersumpah
tidak akan kawin-kawin. Dari perkawinan raja dengan Saryawati lahir
Wicatrawirya dan Citrarangga yang keduanya mati muda. Satyawati minta supaya
Bhisma bersedia kawin dengan Ambika (istri saudara tirinya), tetapi ditolaknya demi janjinya dulu. Dalam perkawinanya
mula-mula Satyawati lahirlah Vyasa. Akhirnya Vyasah yang kawin dengan Ambika
dan Ambilika. Dari Ambilika lahir putra yang dinamai Destarasta
(buta). Dari Ambilika putranya pandu. Karena abangnya buta, Pandulah yang menjadi raja. Setelah
pandu meninggal Destarastralah yang mendidik anak-anak Pandu, yaitu Yudistira,
Bhisma, dan Arjuna (ketiga anak pandu dengan Kunti), Nakula dan Sadewa (kedua
anak Pandu dengan Madri); disamping mendidik anak-anaknya yang beratus orang
itu. Sebagai pendidik anak-anak tersebut Destrarastra menyerahkan tugas itu
kepada Durna (mamak Kurawa). Kurawa, yaitu nama keluarga untuk anak-anak
Destarastra, sedangkan Pandawa adalah nama keluarga untuk keturunan Pandu.
Durna nampaknya menganaktirikan Pandawa. Sebab itu Pandawa melaporkanya kepada
Destarata, berkali-kali penjudian diadakan untuk menentukan siapa yang harus
memiliki kerjaan ngastinapura. Karna dalam perjudian Kurawa selalu mendapat
isyarat dari Durna, selalulah Kurawa yang menang. Akibatnya Kurawalah yang
memiliki ngastinapura dam Pandawa harus dibung ke dalam hutan. Di dalam hutan itu
pandawa memuat pondok. Atas perintah Duryudana pondok mereka dibakar, tetapi
Pandawa dapat menyelamatkan diri. Dalam
pada itu Pandawa kesasar ke suatu negri yang sedang mengadakan sayembara untuk
memilih menantu raja. Siapa yang bisamenembus sampai empat puluh buah daun
lontar, dialah yang diambil sebagai menantu. Kebetulan Pandawalah yang bisa dan
dia diambil menjadi menantu raja. Terbetiklah berita ini kepada Kurawa, lalu
diserangnya kerajaan Pandawa. Tetapi apa lacur si penyerang mengalami kekalahan. Pandawa akhirnya
merebut haknya atas kerajaan ngastinapura. Terjadilah pertempuran hebat di
padang Kuruksetra. Pandawa dibantu oleh Kresna (penjelmaan Wisnu). Disini
terjadi dialok antara Kresa sebagai guru dan Arjuna sebagai murid, yang sangat
banyak mengandung filsafat kehidupan. Inilah bahagian mahabarata yang paling
indah. Arjuna pada mulanya ragu-ragu, kemudian bangkit lagi semangatnya. Banyak
orang bertangisan melihat korban akibat keganasan perang dan akhirnya timbulah
penyesalan. Pahlawan-pahlawan yang telah gugur semuanya dibakar. Sebulan
lamanya mereka membersihkan diri. Yudistira menolak tawaran untuk menjadi raja
dan dia sendiri meminta Arjuna bersedia menjadi raja, tetapi Arjuna menolak.
Akhirnya Yudistira menjadi raja dan kembalilah Pandawa memegang pemerintahan.
Mereka sudah pernah mendapat wejangan soal kebatinan dan kewajiban raja.
Kemudian diadakan selamatan asuameda, kerajaan tambah luas. Silih berganti
pembesar-pembesar pergi bertapa ke hutan dan tahta kerajaan diserahkan kepada
Pariksit (putra Abimayu). Akhirnya sebatangkaralah Yudistira, karena semua
saudara habis meninggal. Yudistira dijemput bersama anjingnya ke surga.
Yudistira langsung di bawah ke Indraloka. Pandawa setelah mengalami persucian
lalu masuk ke surga. Kurawa dari surga di masukan ke neraka dalam jangka waktu
yang tidak ditentukan. [6]
C.
Silsilah
Keluarga Bharata
Dewi
Gangga + Syantanu + Setyawati + Parasyara
Bhisma Wyasa
Ambika + Citarnggada + Ambika Ambika + Wicitrawira +
Ambalika
( meninggal) ( meninggal)
Ambalika + Wyasa + Ambika
Widura
Drestarastra
+ Gandri
Dewa Surya + Kunti + Pandu +
Madrim
100
Kurawa
Karna 1. Yudistira (dari
Dewa Brahma) 4. Nakula
2.
Bhima ( dari 5. Sadewaa
Dewa Wayu)
3.
Arjuna ( dari
Dewa Indra)[7]
D.
Bagian-Bagian
Mahabarata
Cerita Mahabarat
yang besarnya 100.000 seloka itu terbagi dalam 18 bagian, yang tiap-tiap bagian
disebut parwa.
1. Adiparwa
Menceritakan kehidupan Pandawa dan Kurawa pada waktu
masih anak-anak.
2. Sabhapaarwa
Menceritakan perjudian Yudhistira yang mempertaruhkan
negerinya sehingga kalah.
3. Wanaparwa
Isinya menceritakan pengembaraan Pandawa selama dua belas
tahun dalam hutan setelah dikalahkan oleh Kurawa dalam perjudian yang dilakukan
secara curang
4. Wirataparwa
Isinya menceritakan penghambatan diri Pandawa di istana
dengan menyamar.
5. Udyogaparwa
Isinya menceritakan usaha perundingan kresna dengan
Kurawa, tetapi gagal.
6. Bismaparwa
Isinya menceritakan pertempuran selama sepuluh hari yang
pertama dalam perang baratayuda antara Pandawa dan Kurawa yang dipimpin oleh
Bisma. Bisma kemudian gugur dalam pertempuran itu oleh Srikandi.
7. Dronoparwa
Isinya menceritakan peperangan pada hari kesebelas sampai
pada hari yang ke limabelas. Dalam pertempurannya itu Drona tewas.
8. Karnaparwa
Isinya menceritakan gugurnya Gatokaca oleh Karna dengan
senjata kunta dan gugurnya arna oleh Arjuna dengan senjata pasopati
9. Salyaparwa
Isinya menceritakan pertempuran terakhir pada hari yangt
ke delapan belas. Dalam pertempuran itu raja Salya yang menjadi panglima Kurawa
gugur kena senjataYudhistira yang bernama kalimasada. Peperangan berahir dengan
kemenangan di pihak Pandawa.
10. Sauptikaparwa
Isinya menceritakan serangan pada malam hari yang
dilakukan eluarga Kurawa secara tiba-tiba sehingga menewaskan seluruh keluarga
Pandhawa, kecuali kelima orang Pandawa, Kresna dan Draupadi.
11. Striparwa
Isinya menceritakan ratap tangis kaum puteri melihat dan
mengenang malapetaka yang telah terjadi akibat baratayuda.
12. Santiparwa
Isinya menceritakan cerita sisipan pula yang tidak ada
hubungannya dengan cerita induk.
13. Anucasanaparwa
Isinya menceritakan cerita sisipan pulayang diambil dari buku-buku
kaum brahma.
14. Acwamedikaparwa
Isinya menceritakan Yudhistira mengadakan persembahan
kurban kuda setelah selesai baratayuda.
15. Acramawasikaparwa
Isinya menceritakan hal Destarastra yang karena
kekecewaan hatinya bertekad meninggalkan kerajaan untuk memulai hidup bertapa
di hutan.
16. Mauslaparwa
Isinya menceritakan kejadian di kerajaan Dwarawati.
Samba, anak laki-laki kresna, berpura-pura hamil, kemudian berusaha
mendatangkan dewa untuk menanyakan apakah anak yang dikandungnyaakan melahirkan
laki-laki atau perempuan. Mendengar pertanyaan itu dewa menjadi marah karena
merasa dipermainkan. Kemudian dewa menjawab bahwa Samba tidak akan melahirkan
manusia, tetapi akan melahirkan gada (tongkat besi) yang akan menghancuran dan
memusnahkan rakyat Dwarawati. Karena itu setelah gada lahir,gada itu di
lumatkan dan rakyat beramai-ramai membuangnya ke laut, yang menyebabkan air
laut menjadi beracun. Pada waktu rakyat Dwarawati berpesta di tepi pantai,
merea menjadi mabuk karena minum air laut. Dalam keadaan mabuk itu mereka
saling berpukul, yang mengakibatkan kematian dan habisnya rakyat kerajaan
Dwarawati. Melihat kemusnahan rakyatnya, Kresna yang menjadi raja Dwarawati
menajdi bersedih hati kemudian bertekad
mengundurkan diri dari kerajaan, kembali sebagai dewa Wisnu.
17. Mahaprastanikaparwa
Isinya menceritakan suasana Pandawa bersama –sama
Draupadi memasuki hutan menuju surga. Dalam perjalanan itu Draupadi meninggal
karena terlalu mencintai Arjuna. Kemudian meninggal pula Sahadewa karena
kecongkakanya, yang disusul Nakula. Setelah itu Arjuna meninggal. Werkodara pun
meninggal karena terlalu besar mulut dan tak pandai menimbang rasa, akhirnya
tinggalah Yudistira bersama anjingnya yang masih hidup. Dengan pertolongan dewa
Indera, ia pun dapat masu surga, kecuali anjingnya. Tetapi Yudistira tidak mau
berpisah dengan anjingnya, akhirnya anjing itu menjelma menjadi dewa Darna. Atas
kejujuran Yudistira itulah akhirnya dewa Darma berkenan menghidupkan
adik-adiknya kembali, mereka itu akhirnya masuk surga.
18. Swargarohanaparwa
Menceritakan kehidupan Pandawa di surga. [8]
E.
Mahabarata
di Indonesia
1. Mempunyai pengaruh besar terhadap kepercayaan Indonesia
lama di Jawa
a. Pahlawan-pahlwan di dalam mahabarata diidentikan dengan
roh nenek moyang bangsa Indonesia.
b. Cerita Mahabarata dipergelarkan dengan wayang kulit, yang
disebut wayang purwa.
c. Tokoh-tokoh dalam wayang purwa menjadi polaerwatakan
orang-orang Jawa.
d. Untuk lakon Bharatayudha tidak dapat mendapatkan
perhatian, karena menurut keperayaan orang-orang Jawa hanya membawa bencana
saja.
2. Oleh karena Mahabarata bukan hanya buku cerita saja dan
juga dipandang sebagai itab agama, maka kita ini i Indonesia mendapat perhatian
sepenuhnya, terbukti:
a. Pada zaman pemerintahan Dharmawangsa sekitar tahun 1000
diadakan penyalinan bagian-bagian Mahabarata ke dalam bahasa Jawa-Kuna dalam
bentuk prosa
b. Episode-episode dalam Mahabarata banyak yang diubah
menjadi kitab kekawin (=syair dalam bahasa Kawi dalam irama India), diantaranya:
1.
Arjuda
Wiwaha
Digubah oleh Empu Kanwa pada zaman pemerintahan Erlangga abad
XI.Menceritakan Arjuna ketika bertapa dan dimintai tolong oleh paa dewa untuk
membunuh raja raksasa bernama Niwatakawaca.
·
Dalam
wayang dinamakan lakon Mintaraga.
·
Telah
diterjemahkan ke dalam bahasa Belanda oleh Drs.Purbacaraka yang kemudia
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Sanusi pane.
·
Telah
dipahatkan dan menjadi hiasan candi-candi di Jawa timr, ialah : Candi Surawana,
Candi Kedaton, Candi Jago atau Tumpang dan goa Salamangleng.
2.
Bharat-Yudha
Gubahan Empu Sedha pada zaman pemerintahan Prabu Jayabaya
di Kediri (tahun 1135-1157), yang penyelesaianya dilanjutkan oleh Empu Panulah,
menceritakan peperangan besar di kuru sietra antara Pandawa melawan Kurawa.
3.
Gathotkacasraya
Digubah oleh empu Panuluh pada zaman pemerintahan Praujayakreta (diduga
pengganti Jayabaya) di Kediri.Isinya menceritakan pertolongan Gatotkaca kepada
Abimayu yang ingin mengawini Siti Sundari yang telah bertunangan dengan Laksana
Kumara ( putera dari Hastina).
4.
Bhoma-Kawya
Bilamana dan olh siapa Kawya itu digubah tidak jelas.
Drs.Vander Tuuk menyangkanya sejaman dengan kitab Semaradahana. Isinya
meneceritakan peperangan antara prabu Kresna dengan sang Bromah.
c. Dalam kesusastraan melayu, juga terdapat kitab-kitab yang
berhubungan dengan kitab Mahabarata sebgai pengaruh kesusastraan Jawa, yaitu:
1. Hikayat sang Bhoma ( Saduran dari Bhoma Kawya)
2. Hikayat Pandhawa Lima atau hikayat panca kelima ( Saduran
dari Gatotkacacasraya dan Arjuna Wiwaha).
3. Hikayat perang pandawa jaya (Sanduran dari
Bhaharata-Yudha)[9]
F.
Nilai-Nilai
yang Terdapat dalam Mahabarata
1. Setiap janji haruslah ditepati.Bhisma sedemikian erat
hubungannya dengan ayahnya dan demi janjinya bersedia tidak akan kawin-kawin
selama hayatnya.
2. Sifat-sifat menghasut dan memecah belah seoperti seperti
sifat Durma adalah sifat-sifat yang tidak baik. Bagaimanapun dia berusaha
mempertahankan kebatilan namun kebatilan itu akan hancur juga.
3. Janganlah bimbang dalam menghancurkan musuh-musuh yang
sudah pasti melanggar kebenaran, karena kebenaran akan menang juga.
4. Tabahlah dalam memperjuangkan cita-cita.
5. Perjuangan menegakan kebenaran pasti menang, walaupun
untuk itu diperlukan waktu yang cukup lama.
6. Orang yang memperjuangkan kebaikan akan menerima balasan
surga, sedangkan orang yang berbuat kejahatan akan menerima neraka (siksaan). [10]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Cerita Mahabarata merupakan salah satu karya sastra yang
diterjemahkan/ disadur ke dalam Bahasa Melayu/Indonesia. Pengarang cerita
tersebut, sampai saat ini belum jelas, ada yang mengataan bahwa pengarangnya
adalah Wyasa.Namun, ternyata Wyasa bukanlah penulis cerita tersebut, melainkan
sebagai Compulator (pengumpul). Hikayat Mahabrata menceritakan silsilah keluaga
Brahata dan rangkaian cerita-cerita Brahata yang berkisar antara Kurawa dan
Pandawa di Kuru-Ksetra, karena merebutkan warisan berupa negara Hastina. Di
dalamnya juga memuat ajaran-ajaran mengenai keagamaan, kesusilaan, hukum,
filsafat, pahlawan, dsb.
B.
DAFTAR
PUSTAKA
Soetarno.1982.Peristiwa
sastra Melayu Lama.Surakarta:Widya Duta.
Hatta
Bakar.1982.Sastra Nusantara.Jakarta Timur;Ghalia Indonesia.
Wirjosoedarmo,Soekarno.Sastra
Indonesia Klasik.Surabaya;Sinar Wijaya.
[1]
Soetarno,1982,Peristiwa sastra
Melayu Lama,Surakarta:Widya Duta, hlm 50
[2]Soetarno.1982.Peristiwa sastra Melayu Lama.Surakarta:Widya
Duta, hlm 76
[3] Hatta Bakar.1982.Sastra Nusantara.Jakarta
Timur;Ghalia Indonesia, hlm 70
[4] Wirjosoedarmo,Soekarno.Sastra Indonesia
Klasik.Surabaya;Sinar Wijaya,hlm 35
[5] Hatta Bakar.1982.Sastra Nusantara.Jakarta
Timur;Ghalia Indonesia, hlm 70
[6]Hatta
Bakar.1982.Sastra Nusantara.Jakarta Timur;Ghalia Indonesia, hlm 70-72
[7]Soetarno.1982.Peristiwa sastra Melayu
Lama.Surakarta:Widya Duta, hlm 77
[8]Wirjosoedarmo,Soekarno.Sastra
Indonesia Klasik.Surabaya;SinarWijaya,hlm 37-40
No comments:
Post a Comment