Monday, December 10, 2012

Sajak " Bunga Rampai "

 Dari Dalam Dirimu



Dari dalam dirimu
bila kau mau dan mampu
lukislah sebuah senyuman di bibirmu
karena itu indah
bak mentari pagi yang memberikan keceriaan hari
laksana langit senja yang pamit menghdirkan ketenangan angkasa dengan bulan dan gemintang
bagi yang memandang

Dari dalam dirimu
bila kau mau dan mampu
rangkailah kata bijak di setiap kalimatmu
karena itu indah
seperti nyanyian burung yang berterbangan di sela dahan
bagaikan kidung serangga pengisi taman malam
bagi yang mendengar

Dari dalam dirimu
bila kau mau dan mampu
eratkanlah sesama di hatimu
karena itu indah
bak tali pemersatu
laksana titian penghubung
bagi sebuah ukhuwah

Dari dalam dirimu
bila kau mau dan mampu
bacalah bentangan semesta raya
karena itu indah
ketika deru ombak berpadu dengan awan berarak
di saat alam bersatu dari kemajemukan raga
bagi yang berpikir

Dari dalam dirimu
bila kau mau dan mampu
satukanlah niat dan kata dalam nyata
karena itu indah
bila lisan sejalan hati
jika hati seiring perbuatan
bagi yang merasa
PujanggA







Hati Tak Bertuan



Ayunan kaki melangkah tanpa tujuan
Menyusuri jalan tanpa kepastian
Berlari
Berhenti
Tak menentu

Mata-mata yang hampir buta
Memandang suram
Terbuka
Terpejam
Meski tak mengerti

Lidah-lidah yang hampir kaku
Berkata tanpa ragu
Berucap
Terdiam
Seakan tahu segalanya

Telinga-telinga yang hampir tuli
Mendengar tiap hari
Segala suara
Tanpa batas
Namun tak berbekas

Langkah-langkah tanpa tujuan
Mata-mata yang memandang kegelapan
Lidah-lidah yang beruap tanpa perasaan
Telinga-telinga yang mendengar dalam ketulian
Dari hati  tak bertuan


PujanggA





Terkadang



Terkadang kuinginkan
yang hilang
kan terulang

Terkadang kumau
yang pergi
tuk kembali

Terkadang kuberharap
yang duka
sirna selamanya

Terkadang kubercita
dalam hampa
tanpa kerja

Terkadang kusesali
yang terjadi
menimpa diri

Terkadang kuramaikan suasana
dengan canda tawa
penghapus lara

Terkadang kusunyikan suasana
dalam kebersamaan
dengan kesendirian

Terkadang kutergoda
dan terlena
dalam tipu daya

Terkadang kutancapkan cita
agar berbunga
namun tak kuasa


PujanggA



Yang Berharga Yang Terlupa



Detik demi detik dari masa yang berlalu
akan terus berganti waktu
Kisah demi kisah yang telah pergi
akan tetap hilang dan tak kan kembali

Matahari yang ada di siang ini
esok kan berbeda tak terulang lagi
Rembulan yang ada di malam hari
esok pun kan berganti

Saat ada akan terlupa
ketika berlalu datanglah rindu

Tiada sadar jiwa-jiwa yang alpa
tentang nilai dan harga
ketika segalanya hadir di depan mata

Tersadarlah jiwa-jiwa yang merugi
dengan penyesalan diri
ketika segalanya hilang pergi

Nilai dan harga yang terlupa
harus ditebus saat telah sirna
dengan penyesalan dan harapan sia-sia
bilakah kembali terulang di depan mata



PujanggA



Jikalah Pada Akhirnya
Penulis: Azimah Rahayu*


Jikalah derita akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
Maka mengapa mesti dijalani dengan sepedih rasa,
Sedang ketegaran akan lebih indah dikenang nanti.

Jikalah kesedihan akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
Maka mengapa tidak dinikmati saja,
Sedang ratap tangis tak akan mengubah apa-apa.

Jikalah luka dan kecewa akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
Maka mengapa mesti dibiarkan meracuni jiwa,
Sedang ketabahan dan kesabaran adalah lebih utama.

Jikalah kebencian dan kemarahan akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
Maka mengapa mesti diumbar sepuas jiwa,
Sedang menahan diri adalah lebih berpahala.
Jikalah kesalahan akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
Maka mengapa mesti tenggelam di dalamnya,
Sedang taubat itu lebih utama.

Jikalah harta akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
Maka mengapa mesti ingin dikukuhi sendiri,
Sedang kedermawanan justru akan melipat gandakannya.

Jikalah kepandaian akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
Maka mengapa mesti membusung dada dan membuat kerusakan di dunia,
Sedang dengannya manusia diminta memimpin dunia agar sejahtera.

Jikalah cinta akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
Maka mengapa mesti ingin memiliki dan selalu bersama,
Sedang memberi akan lebih banyak menuai arti.

Jikalah bahagia akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
Maka mengapa mesti dirasakan sendiri,
Sedang berbagi akan membuatnya lebih bermakna

Jikalah hidup akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
Maka mengapa mesti diisi dengan kesia-siaan belaka,
Sedang begitu banyak kebaikan bisa dicipta.

Suatu hari nanti,
Saat semua telah menjadi masa lalu
Aku ingin ada di antara mereka
Yang bertelekan di atas permadani
Sambil bercengkerama dengan tetangganya
Saling bercerita tentang apa yang telah dilakukannya di masa lalu
Hingga mereka mendapat anugerah itu.

Suatu hari nanti
Ketika semua telah menjadi masa lalu
Aku tak ingin ada di antara mereka
Yang berpeluh darah dan berkeluh kesah:
Andai di masa lalu mereka adalah tanah saja.



Wahai Hati 

Wahai diri yang memasung hati
Kulihat ketidak benaran itu
Apakah aku harus diam?

Wahai diri yang memasung hati
Kulihat banyak kebohongan disana
Apakah aku harus bersabar?

Wahai diri yang sudah terpasung hatinya
Mengapa kau tak melihat kebohongan itu?
Mengapa kau tutupi ketidakbenaran itu?
Mengapa kau tutup mata dan menulikan telingamu?
Akankan kau korbankan mereka yang lain
Demi diri yang sudah terpasung hati

Menutup matamu akan kebohongan?
Mematikan hatimu menutupi kebenaran?
Akankah kau matikan lentera hatimu
Demi diri yang sudah terpasung hati

Wahai penggenggam semua hati
Kau tahu..apa yang bergolak dihati ini
Ku tak mampu..membuka kebohongan
Dengan dirinya yang sudah terpasung hati

Wahai penggenggam semua hati
Biarlah hatiku saja yang terlepas dari pasungannya
Biarlah kediaman ini..menjadi penyelamat diri dan hati ini
Karena ku tak mampu..melepaskan pasung
Pada diri yang sudah terpasung hatinya


Sunday, December 9, 2012

Sajak Fth Fitriana



Jika Cinta  



Cinta…..
Jika cinta itu adalah luka
Tak kan kubiarkan hatimu terluka karena tersiksa
Cinta……
Jika cinta itu adalah dusta
Tak kan ku biarkan kau tertipu oleh bualan yang nista
Cinta….
Jika cinta itu adalah derita
Tak kan ku biarkan kau menitikan air mata
Cinta…..
Jika cinta itu adalah kehilangan
Tak kan ku biarkan kau lepas dari genggaman

Lalu bagaimana jika cintaku melukis luka, meninggalkan lara, dan menyisakan derita.
Dengan tegas ku kan berkata
“Cinta, aku akan tetap setia untuk mencinta”


22 oktober 2012


Kasih….
Tertatih ku menantimu di hamparan pulau penuh luka
Di sudut senja, ku torehkan luka tuk menyapa kerinduan
Ku sandarkan segelintir pengharapan yang hendak ku ungkapkan
Tapi….
Badai itu kembali datang
Mempora porandakan harapan semu yang terlukis dalam binar-binar keajaiban
Masa itu datang untuk menghancurkan
Jiwa yang sepi, jiwa yang hampa
Kemana lagikah kan ku cari secercah harapan-harapan yang telah hilang
Hanya berbekas bayang-bayang fatamorgana yang kini tak lagi nampak di pelupuk mata.
Aku merindukanmu J

22 oktober 2012



Belum



Tidak menjadi yang pertama
Itu tak jadi masalah bagiku
Belum menjadi yang kedua
Itu tak seberapa bagiku
Belum juga menjadi yang ketiga
Itu sedikit meresahkanku
Namaku tak berada di nomor keempat
Itu cukup melukaiku
Namaku tak tetulis juga di nomor kelima
Itu sangat mengecewakanku
Ke 6, ke 7, ke 8, ke 9, ke 10 dan seterusnya tak kutemui  namaku di dalam catatanya
Aku menangis….
“ Sayang, Nama kamu tak akan ku letakan sama dengan nama-nama mereka. Nama kamu ada di sini. DI hatiku. Tanpa kau dan orang lain tahu akan itu.”

*suatu pengharapan dari gadis pemimpi*






22 oktober 2012

Tanpa




Ketika raga tak berjumpa
Mata tak menatap
Tangan tak berjabat
Dan Bibir tak berucap
Aku merasa RINDU

Ketika hidung tak menyatu
Bibir tak bersatu
Jiwa tak berpeluk
Dan jemari yang tak bergelut
Aku merasa KALUD

Ketika kerinduan semakin membuncah
Hati semakin resah
Diri semakin payah
Aku merasa PUNAH

22 oktober 2012








Saturday, December 8, 2012

Sifat Manusia Bak Kepiting dalam Ember

Kepiting Dalam Ember

                Susah melihat orang lain senang, dan senang melihat orang lain kesusahan. Itulah yang sering kita jumpai di sekitar kita. Ibarat kepiting di dalam ember yang berebut untuk keluar. Apabila salah satu kepiting tersebut ada yang hampir bisa meloloskan diri maka kepiting lainnya pun berusaha menarik kepiting tersebut supaya gagal keluar dari ember tersebut. Maka dari itu para pencari kepiting tidak perlu khawatir kepiting-kepiting hasil tangkapannya akan keluar dari ember. Dari uraian cerita tersebut dapat kita lihat salah satu watak buruk manusia. Mereka akan berusaha untuk menghalangi keberhasilan orang lain meskipun itu adalah temannya sendiri.
                Di  lingkungan sekitar kita banyak kita jumpai berbagai bentuk persaingan-persaingan antar individu maupun kelompok. Dari lingkugan keluarga, sekolah, masyarakat, hingga lingkungan yang cakupannya lebih luas lagi. Mereka bersaing dan berlomba untuk mendapatkan kedudukan , juara, dan menjadi pemenang. Dari situlah akan muncul perasaan-perasaan yang sebenarnya tidak baik untuk kita pupuk, yaitu berusaha untuk menghalangi saingannya untuk menang dengan cara yang kurang tepat. Diantara peserta maupun anggota, banyak yang berusaha untuk saling menjatuhkan. Mereka takut jika lawan mereka yang akan menjadi juara, mereka khawatir jika mereka akan kalah dan gagal dalam kompetisi tersebut. Hingga pada akhirnya hasil yang mereka dapatkan pun juga tidak bisa optimal, karena yang ada dalam benak mereka bukan untuk berusaha mencapai keberhasilan, namun justru mereka berusaha untuk menjatuhkan lawan.
                Bahwasanya setiap orang itu memiliki kesempatan dan hak untuk berhasil. Hanya terkadang keberhasilan itu bisa diraihnya sekarang atau nanti.Tidak ada orang yang bodoh di dunia ini. Mereka semua memiliki kesempatan untuk meraih keberhasilan dan cita-cita mereka. Namun itu semua tidak bisa lepas dari usaha yang keras serta do’a yang sungguh-sungguh.
                Menjatuhkan orang lain untuk meraih keberhasilan bukanlah kunci utama untuk meraih kesuksesan. Namun semua itu hanya akan menghambat diri kita sendiri untuk berhasil. Daripada berniat untuk menjatuhkan lawan, tidakkah lebih baik jika kita berusaha untuk mengembangkan potensi yang ada dalam diri kita. Capailah  keberhasilanmu dengan cara yang benar.