No
|
Ciri-Ciri
Angakatan Pujagga Baru
|
Ciri-Ciri
Puisi Angkatan ‘45
|
1
|
Pada angkatan ini
para pencipta puisi berusaha melepaskan ikatan-ikatan puisi lama meskipun
ikatan tersebut masih nampak pada puisi angkatan ini. Namun ikatan tersebut
lebih bersifat longgar jika dibandingkan dengan ikatan pada puisi lama.
Contoh :
Berdiri
Aku
Berdiri aku di senja senyap
Camar melayang menepis buih
Melayah bakau mengurai puncak
Berjulang datang ubur terkembang
Angin pulang menyejuk bumi
Menepuk teluk mengempas emas
Lari ke gunung memuncak sunyi
Berayun-ayun di atas alas
Benang raja mencelup ujung
Naik marah menyerak corak
Elang leka sayap tergulung
Dimabuk warna berarak-arak
Dalam rupa maha sempurna
Rindu senda mengharu kalbu
Ingin datang merasa sentosa
Mengecap hidup bertentu tuju
( Amir Hamzah
|
Pada puisi-puisi
angkatan ini bahasa yang diciptakan oleh penyair benar-benar bahasa Indonesia
yang baru, yang terlepas dari ciri-ciri bahasa Indonesia lama yang didominasi
oleh bahasa melayu dan dipengaruhi oleh bahasa Belanda.
Contoh :
Aku
Kalau sampai waktuku
Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannyaterbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri
Dan aku akan lebih tidak peduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi
(Kerikil
Tajam, 1946)
|
2
|
Unsur bunyi (rima) masih
sangat kuat dipertahankan dan masih terikat oleh pembagian bait,baris,dan persajakan
Contoh:
Dibawa Gelombang
Alun membawa bidukku perlahan
Dalam kesunyian malam waktu
Tidak berpawang,tidak berkawan
Entah kemana aku tak tahu
Jauh diatas bintang kemilau
Seperti sudah berabad-abad
Dengan damai mereka meninjau
Kahidupan bumi,yang kecil amat
Aku bernyanyi dengan suara
Seperti bisikan angin di daun
Suaraku hilang dalam udara
Dalam laut yang beralun-alun
Alun membawa bidukku perlahan
Dalam kesunyian malam waktu
Tidak berpawangtidak berkawan
Entah kemana aku tak tahu
|
Puisi angkatan ’45
lebih bebas karena tidak terikat oleh pembagian bait, baris, dan persajakan
Contoh :
Senja di Pelabuhan Kecil
Ini kali tidak ada yang mencari cinta
Di antara gudang,rumah tua,pada cerita
Tiang serta temali.Kapal,perahu tiada berlaut
Menghembus diri dalam mempercaya mu berpaut
Gerimis mempercepat kelam.Ada juga kelepak elang
Menyinggung muram,desir hari lari berenang
Menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak
Dan kini tanah, air tidur, hilang ombak.
Tiada lagi.Aku sendiri.Berjalan
Menyisir semenanjung,masih pengap harap
Sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan
Dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap
|
3
|
Gaya ekspresi aliran
romantic nampak dalam pengucapan
perasaan, pelukisan alam yang indah tentram damai, dan keindahan lainnya.
Contoh
:
Berdiri aku di senja senyap
Camar melayang menepis buih
Melayah bakau mengurai puncak
Berjulang datang ubur terkembang
Angin pulang menyejuk bumi
Menepuk teluk mengempas emas
Lari ke gunung memuncak sunyi
Berayun-ayun di atas alas
|
Banyak melukiskan
kehidupan batin manusia melalui peneropongan batinnya sendiri dan
mengemukakan masalah kemanusiaan umum,
yang berhubungan dengan hak-hak asasi dan persamaan derajat manusia.
Contoh:
Yang Terhempas Yang Putus
Kelam
dan angin lalu mempesiang diriku
Menggigir
juga ruang di mana dia yang kuinginkan
Malam
tambah merasuk, rimba jadi semati tugu
Di
karet, di Karet (daerahku y.a.d0 sampai juga deru angin
Aku
berbenah dalam kamar,dalam diriku juga kau datang
Dan
aku bisa lagi lepaskan kisah baru padaku
Tapi
kini hanya tangan yang bergerak lantang
Tubuhku
diam dan sendiri,cerita dann peristiwa berlalu beku
|
4
|
Kiasan yang banyak
digunakan adalah gaya bahasa perbandingan
Contoh :
Dengan apakah ku bandingkan pertemuan kita,kekasihku?
Dengan senja samar sepoi, pada masa purnama meningkat naik,setelah
menghalaukan panas payah terik.
|
Gaya bahasa metafora
dan simbolik banyak dipergunakan, kata-kata, frasa, dan kalimat bermakna
ganda menyebabkan tafsiran ganda bagi pembaca
Contoh:
Senja
di Pelabuhan Kecil
Ini kali tidak ada yang mencari cinta
Di antara gudang, rumah tua, pada cerita
Tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut,
Menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut.
Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang
Menyinggung muram, desir hari lari berenang
Menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak dan kini tanah
,air tidur, hilang ombak.
Tiada lagi. Aku sendiri.Berjalan
Menyisir semenanjung,masih pengap harap
Sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan
Dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap.
|
5
|
Gaya puisinya diafan
dan polos, sangat jelas, dan lambang-lambangnya yang umum digunakan.
Contoh :
Menyesal
Pagiku hilang sudah melayang
hari mudaku sudah pergi
sekarang petang datang membayang
batang usiaku sudah tinggi
aku lalai di hari pagi
beta lengah di masa muda
kini hidup meracun hati
miskin ilmu miskin harta
menyesal tua tiada berguna
hanya menambah luka sukma
kepada yang muda kuharapkan
atur barisan di hari pagi
menuju kea rah padang bakti
|
Gaya ironi dan
sinisme banyak dijumpai dalam puisi-puisi periode ini
Contoh:
Derai-Derai Cemara
cemara
menderai sampai jauh
terasa
hari akan jadi malam
ada
beberapa dahan di tingkap merapuh
di pukul angin yang terpendam
aku
sekarang orangnya bisa tahan
sudah
berapa waktu bukan kanak lagi
tapi dulu
memang ada suatu bahan
yang bukan
dasar perhitungan kini
hidup
hanya menunda kekalahan
tambah
terasing dari cinta sekolah rendah
dan tahu, ada yang tetap tidak terucapkan sebelum pada akhirnya kita menyerah |
6
|
Bentuk atau struktur
puisinya mengikuti bentuk atau struktur puisi baru
Contoh:
Berdiri Aku
Berdiri aku di senja senyap
Camar melayang menepis buih
Melayah bakau mengurai puncak
Berjulang datang ubur terkembang
Angin pulang menyejuk bumi
Menepuk teluk mengempas emas
Lari ke gunung memuncak sunyi
Berayun-ayun di atas alas
Benang raja mencelup ujung
Naik marah menyerak corak
Elang leka sayap tergulung
Dimabuk warna berarak-arak
Dalam rupa maha sempurna
Rindu senda mengharu kalbu
Ingin datang merasa sentosa
Mengecap hidup bertentu tuju
( Amir Hamzah
|
Puisi-puisi angkatan
’45 lebih mementingkan isi daripada bentuk.
Contoh:
Aku
Kalau sampai waktuku
Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannyaterbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri
Dan aku akan lebih tidak peduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi
(Kerikil Tajam, 1946)
|
7
|
Pilihan kata-katanya
diwarnai dengan kata-kata yang indah-indah
Contoh:
Kini kami bertikai
pangkai
Di antara dua,mana
mutiara
Jauhari lalai menilai
Lengah
langsungmelewat abad
Aduh kekasihku
Padaku semua tiada
berguna
Hanya satu kutunggu
hasrat
Merasa dikau dekat
rapat
Serupa Musa di puncak
tursina
|
Bahasanya lebih
demokratis
Contoh:
aku
sekarang orangnya bisa tahan
sudah
berapa waktu bukan kanak lagi
tapi dulu
memang ada suatu bahan
yang bukan
dasar perhitungan kini
hidup
hanya menunda kekalahan
tambah
terasing dari cinta sekolah rendah
dan tahu, ada yang tetap tidak terucapkan sebelum pada akhirnya kita menyerah |
Sunday, January 20, 2013
Perbedaan ciri puisi angkatan pujangga baru dengan puisi angkatan ’45, beserta contohnya
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment