No
|
Ciri-Ciri
Angakatan ‘45
|
Ciri-Ciri
Puisi Angkatan Pada Masa Jepang
|
1
|
Diksinya mengemukakan
pengalaman batin yang mendalam dan mengungkapkan intensitas arti
Contoh:
Aku
Kalau sampai waktuku
Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannyaterbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri
Dan aku akan lebih tidak peduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi
(Kerikil
Tajam, 1946)
|
Pada angkatan ini
puisinya bersifat revolusioner / berapi-api penuh semangat
Contoh:
Kita Berjuang
Sebagai dendang menyapu kalbu
Bangkit hasrat damba nan larang
Ingin ke medan ridlah menyerbu
“Beserta saudara turut berjuang!”
(Jasin,
1948:45)
|
2
|
Gaya
pernyataan pikiran berkembang, dan hal ini kelak berkembang menjadi sloganis
Contoh:
aku
sekarang orangnya bisa tahan
sudah
berapa waktu bukan kanak lagi
tapi dulu
memang ada suatu bahan
yang bukan
dasar perhitungan kini
hidup
hanya menunda kekalahan
tambah terasing
dari cinta sekolah rendah
dan tahu, ada yang tetap tidak terucapkan sebelum pada akhirnya kita menyerah |
Gaya slogan yang
dikenal pada periode ’45, berkembang dengan pesat. Puisi romantik banyak
diciptakan, pengaruh F.G Lorca begitu kuat.
Contoh:
Tanah Kelahiran
Seruling di pasir ipis, merdu
Antara gundukan pohon pina
Tambang menggema di dua kaki
Burangrang-Tangkubanprahu
Jamrut di pucuk-pucuk
Jamrut di airtipis menurun
Membeli tangga di tanah merah
Dikenal gadis-gadis dari bukit
Nyanyikan kentang sudah digali
Kenakan kebaya ke pewayangan
Jamrut di pucuk,
Jamrut di hati gadis menurun
(Ramadhan
K.H., 1955)
|
3
|
Banyak dikemukakan
permasalahan kemasyarakatan.
Contoh:
Derai-Derai Cemara
cemara
menderai sampai jauh
terasa
hari akan jadi malam
ada
beberapa dahan di tingkap merapuh
di pukul angin yang terpendam
aku
sekarang orangnya bisa tahan
sudah
berapa waktu bukan kanak lagi
tapi dulu
memang ada suatu bahan
yang bukan
dasar perhitungan kini
hidup
hanya menunda kekalahan
tambah
terasing dari cinta sekolah rendah
dan tahu, ada yang tetap tidak terucapkan sebelum pada akhirnya kita menyerah |
Masalah-masalah
sosial banyak dimunculkan
Contoh:
Tanah
Kelahiran 6
Seruling
berkawan patung
Tangisan
derita orang priangan
Selendang
merah darah
Menurun
di cikapundung
Bandung
dasar di danau
Lari
tertumbuk bukit-bukit
Seruling
menyendiri di tepi-tepi
Tangiskan
keris hilang di sumur
Melati
putih,putih hati
Hilang
kekasih dikata gugur
Bandung,
dasar di danau
Derita
memantul di kulit-kulit
1958
|
4
|
Banyak melukiskan
kehidupan batin manusia melalui peneropongan batinnya sendiri dan
mengemukakan masalah kemanusiaan umum,
yang berhubungan dengan hak-hak asasi dan persamaan derajat manusia.
Contoh :
Yang
Terhempas Yang Putus
Kelam
dan angin lalu mempesiang diriku
Menggigir
juga ruang di mana dia yang kuinginkan
Malam
tambah merasuk, rimba jadi semati tugu
Di
karet, di Karet (daerahku y.a.d0 sampai juga deru angin
Aku
berbenah dalam kamar,dalam diriku juga kau datang
Dan
aku bisa lagi lepaskan kisah baru padaku
Tapi
kini hanya tangan yang bergerak lantang
Tubuhku diam dan sendiri,cerita dann peristiwa berlalu
beku
|
Banyak puisi yang
bercorak romantik dan kedaerahan
Contoh
:
Kutulis
surat ini
Kala
hujan gerimis
Bagai
bunyi tambur mainan
Anak-anak
peri dunia yang gaib
Dan
angin mendesah
Mengeluh
dan mendesah
Wahai,
dik Narti
Aku
cinta kepadamu!
Kutulis
surat ini
Kala
langit menangis
Dan
dua ekor belibis
Bercintaan
dalam kolam
Bagai
dua anak nakal
Jenaka
dan manis
Mengibaskan
ekor
Serta
mengeetarkan bulu-bulunya
Wahai,
dik Narti
Kupinang
kau menjadi istriku
|
5
|
Gaya atau aliran yang
banyak dianut adalah aliran ekspresionalisme dan realisme.
Contoh :
Senja
di Pelabuhan Kecil
Ini kali tidak ada yang mencari cinta
Di antara gudang, rumah tua, pada cerita
Tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut,
Menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut.
Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang
Menyinggung muram, desir hari lari berenang
Menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak dan kini tanah
,air tidur, hilang ombak.
Tiada lagi. Aku sendiri.Berjalan
Menyisir semenanjung,masih pengap harap
Sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan
Dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap.
|
Para penyair banyak
yang menulis puisi dengan gaya bercerita (balada) .
Contoh:
Doa Seorang Serdadu
Sebelum Perang
Tuhanku
Wajah-mu membayang di
kota terbakar
Dari firman-Mu
terguris di atas ribuan
Kuburan yang dangkal
Anak menangis
kehilangan bapa
Tanah sepi kehilangan
lelakinya
Bukannya benih yang
disebarkan di bumi subur ini
Terapi bangkai dan
wajah mati yang sia-sia
Apabila malam turun
nanti
Semprnalah sudah
warna dosa
Dan mesiu kembali
lagi berbicara
Waktu itu, Tuhanku
Perkenankanlah aku
membunuh
Perkenakanlah aku
menusukkan sangkurku
Malam dan wajahku
Adalah satu warna
Dosa dan nafasku
Adalah satu udara
Tak ada lagi pilihan
Kecuali menyadari
Biarpun bersama
penyesalan
Apa yang bisa
diucapkan
Oleh bibirku yang
terjajah
Sementara kulihat
kedua lengan-Mu yang capai mendekap bumi yang menghianati-Mu
Tuhanku
Erat-erat kugenggam
senapangku
Perkenankanlah aku
membunuh
Perkenankanlah aku
menusukan sungkurku
(Balada
orang-orang Tercinta,1957)
|
Sunday, January 20, 2013
Perbedaan ciri-ciri puisi angkatan ’45 dengan puisi angkatan pada masa Jepang, beserta contohnya
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment