Keringat
Pak Widodo Untuk Kebahagiaan Keluarganya
Oleh : Andri Astuti Nur Fitriana
Bekerja
keras untuk membahagiakan keluarga. Itulah moto hidup bapak widodo. Laki-laki
yang saat ini telah menginjak usia yang tidak muda lagi. Namun biarpun demikian
kegigihan dan semangatnya dalam bekerja masih bisa dibilang seperti remaja usia
20 tahun nan. Bapak Widodo merupakan salah satu pengurus tanaman di Universitas
Ahmad Dahlam Yogyakarta. Meskipun pak Widodo baru bekerja dua tahun di
Universitas Ahmad Dahlan namun perannya dalam mengabdikan diri bekerja di UAD
sudah cukup banyak .
“Bekerja
di UAD itu menyenangkan, meskipun hanya sebagai perawat tanaman tapi saya bisa
menafkahi istri dan anak-anak saya.”Ungkap bapak Widodo. Laki-laki usia 40
tahun ini mang tidak pernah mengeluh dalam bekerja. Karena pak Widodo ingin
sekali membahagiakan keluarganya dengan uang hasil jerih payahnya. Bapak Widodo
sudah memiliki dua orang anak perempuan dari istri yang bernama Tari. Anaknya
yang pertama saat ini sudah berusia 8 tahun, sedangkan anak keduanya masih
berusia 2 tahun. Pak Widodo begitu menyayangi keluarganya, kerena itulah pak
Widodo menjadikan bekerja adalah salah satu hobinya.
Laki-laki yang berbadan kurus ini tidak
pernah menunjukan raut wajah yang jutek kepada teman-temannya dan orang-orang
yang berada di sekitanya. Selain dikenal rajin bekerja ,pak widodo juga dikenal
ramah dan baik hati. Setiap harinya Pak Widodo berangkat bekerja tepat waktu.
Pak Widodo tidak ingin setengah-setengah dalam bekerja.Setiap pukul 05.30 pak
Widodo berangkat dari rumahnya yang berada di jalan Semaki gede ,Kusumanegara. Jadi
sebelum jam 6 pagi pak Widodo sudah berada di kampus UAD untuk memulai
aktivitasnya dalam merawat tanaman-tanaman yang ada di Universitas Ahmad
Dahlan. Ketika ditanya apa yang membuat
pak Widodo tetap bertahan bekerja di UAD adalah, karena pak Widodo merasa
nyaman bekerja di Universitas Ahmad Dahlan. “ Saya bekerja untuk menafkahi
anak-anak dan istri saya,dan saya merasa nyaman bekerja disini karena
teman-teman saya yang menyenangkan.” Ungkap pak Widodo.
Selama menjadi pengurus tanaman pak
Widodo banyak memiliki kisah-kisah menarik yang menyenangkan. Ketika ditanya
tentang suka dukanya selama bekerja di Universitas Ahmad dahlan Pak Widodo
mengungkapkan bahwa selama bekerja ia tidak pernah merasakan duka, melainkan
pak widodo selalu bergembira. Alasannya karena pak Widodo bisa bekerja untuk
mendapatkan uang yang halal. Meskipun gaji yang diterima oleh pak Widodo tidak
seberapa, namun setidaknya pak Widodo bisa menghidupi dan menyekolahkan
anak-anaknya. Pendapatan yang termasuk kurang dari cukup tidak membuat pak
Widodo patah semangat dalam bekerja. Justru pak Widodo semakin tertantang untuk
semakn giat dalam bekerja. Pak Widodo berkeinginan untuk menyekolahkan anaknya
hingga jenjang yang tinggi. Pak Widodo ingin membahagiakan keluarganya meskipun
harus bekerja banting tulang setiap harinya.
Dua
tahun bekerja sebagai pengurus tanaman di Universitas Ahmad Dahlan, bukanlah
waktu yang singkat sebenarnya Banyak juga teman-teman pak Widodo yang belum
lama bekerja namun akhirnya memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya di UAD.
Namun bagaimanapun keadaannya pak Widodo tetap ingin mempertahankan
pekerjaannya di Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta. “Saya ingin bekerja di
UAD, ini demi keluarga saya”.Ungkap pak Widodo. Setiap ditanya mengenai
tujuannya bekerja di UAD pak Widodo selalu menjawab itu semua dilakukannya
untuk istri dan anak-anak yang dicintainya. Selain itu yang membuat Pak Widodo
mencintai pekerjaannya ini karena tempat ini merupakan tempat bekerja yang
enak. Lingkungan social yang juga membuat pak Widodo menjadi betah bekerja di
UAD.
Dalam
satu minggu pak Widodo bekerja setiap hari kecuali pada hari minggu. Selama
satu minggu itu Pak Widodo membagi pekerjaannya di kampus 2 dan kampus 3
Univeritas Ahmad Dahlan .Pak Widodo bekerja selama 3 hari di Universitas Ahmad
dahlan kampus 2, dan 3 hari di
Universitas Ahmad Dahlan kampus 3. Pekerjaannya ini dilakukan secara
bergantian. Meskipun harus berganti-ganti tempat dari kampus 2 kemudian ke
kampus 3 itu tidak mengurangi semangat pak Widodo. Karena menurutnya bekerja di
kampus 2 maupun di kampus 3 itu sama saja. Tugas yang harus dilaksanakan oleh
pak Widodo pun juga sama. Jadi sebisa mungkin pak Widodo ingin mengabdikan
dirinya untuk bekerja dengan baik di Universitas Ahmad Dahlan.
Salah
satu pengalaman menarik yang diungkapkan
pak Widodo selama 2 tahun bekerja di Universitas Ahmad Dahlan yaitu, pak
Widodo pernah mengalami pengalaman yang dianggap cukup aneh. “Saat itu saya
sedang menyiram tanaman di depan kampus 2 UAD.Pada saat itu belum ada satupun
mahasiswa yang berangkat kuliah karena pada waktu itu juga belum ada jam 6.
Tapi anehnya saya melihat ada seorang wanita yang duduk di hall, padahal pada
saat itu pintu nhall juga masih tertutup, namun tidak lama kemudian perempuan
itu sudah tidak ada berada ditempat semula.” Ungkap pak Widodo. Ketika ditanya
apakah pak Widodo merasa takut, pak Widodo menjawab tidak, karena baginya itu
bukanlah apa-apa, dan kalau itu membuatnya tkaut, itu hanya akan menghambat
pekerjaannya saja.
Pak
Widodo ingin bekerja maksimal dan sungguh-sungguh. Segala rintangan dan
gangguan sebisa mungkin akan di halaunya. Harapannya selama Pak Widodo masih
kuat dan mampu, pak Widodo ingin membuktikan kepada istri dan anak-anaknya
bahwa pak Widodo bisa melakukan yang terbaik dan membahagian keluarganya,
meskipun pak Widodo harus bekerja keras setiap hari. Cita-citanya untuk
membahagiakan keluarganya selalu menjadi pendorong dan menjadi penyemangatnya
dalam bekerja.
No comments:
Post a Comment